Awal Mula: Berabad-abad di Bawah Kekuasaan Swedia
Sedikit lagi 17 Agustus alias Hari Kemerdekaan Indonesia nih, tapi gimana sih sejarah kemerdekaan Finlandia? Kalau sekarang kita kenal Finlandia sebagai negara Nordik yang damai dan modern, dulu ceritanya jauh berbeda.
Sejarah kemerdekaan Finlandia dimulai dari abad ke-12 hingga awal abad ke-19, Finlandia adalah bagian dari Kerajaan Swedia. Selama berabad-abad itu, bahasa Swedia menjadi bahasa resmi pemerintahan dan banyak tradisi Finlandia yang terpengaruh oleh budaya Skandinavia Barat.
Meskipun begitu, masyarakat Finlandia tetap mempertahankan identitas mereka—bahasa, adat, dan hubungan erat dengan alam—yang kelak menjadi bagian penting dari jati diri nasional mereka.
Peralihan ke Kekuasaan Rusia
Pada tahun 1809, Swedia kalah dalam Perang Finlandia melawan Rusia. Finlandia pun “berpindah tangan” ke Kekaisaran Rusia dan diberi status Grand Duchy of Finland. Status ini membuat Finlandia punya otonomi terbatas—mereka punya mata uang sendiri, pasukan militer lokal, dan hukum yang berbeda dari Rusia.
Awalnya hubungan ini cukup harmonis. Tapi di akhir abad ke-19, Rusia mulai menerapkan kebijakan Russifikasi: mengganti bahasa Finlandia dengan bahasa Rusia di pemerintahan, membatasi kebebasan pers, dan mengurangi otonomi.
Inilah titik di mana nasionalisme Finlandia mulai bangkit. Lagu kebangsaan, bendera biru-putih, hingga karya sastra yang membangkitkan semangat rakyat mulai bermunculan.
Kesempatan Datang di Tahun 1917

Tahun 1917 adalah momen besar dalam sejarah dunia—Rusia sedang kacau akibat Revolusi Bolshevik. Situasi ini memberi peluang emas bagi Finlandia.
Pada 6 Desember 1917, Parlemen Finlandia dengan berani mendeklarasikan kemerdekaan.
Deklarasi ini kemudian diakui secara resmi oleh Rusia pada 31 Desember 1917, diikuti oleh pengakuan dari negara-negara lain seperti Swedia, Jerman, dan Perancis.
Perang Saudara: Ujian Awal Kemerdekaan
Sayangnya, kemerdekaan baru itu langsung diuji dengan Perang Saudara Finlandia pada awal 1918.
Konflik ini terjadi antara:
-
Kubu Putih – nasionalis konservatif yang didukung oleh Jerman.
-
Kubu Merah – kelompok sosialis yang mendapat simpati dari Uni Soviet.
Perang berlangsung singkat, sekitar tiga bulan, tapi meninggalkan luka mendalam. Akhirnya kubu Putih memenangkan pertempuran, dan Jenderal Mannerheim muncul sebagai tokoh pahlawan nasional.
Membangun Negara Baru
Setelah perang, Finlandia menghadapi tantangan besar: membangun negara dari nol. Mereka membentuk sistem pemerintahan demokratis, membangun infrastruktur, dan memperkuat identitas nasional.
Selama Perang Dunia II, Finlandia kembali harus berjuang mempertahankan kemerdekaannya melawan Uni Soviet dalam Perang Musim Dingin (1939–1940). Walaupun kalah secara militer, Finlandia berhasil mempertahankan kedaulatan, meski harus menyerahkan sebagian wilayahnya.
6 Desember: Simbol Kebanggaan Nasional

Hari Kemerdekaan Finlandia (Itsenäisyyspäivä) setiap 6 Desember dirayakan dengan penuh makna:
-
Upacara resmi di seluruh negeri.
-
Menyalakan dua lilin biru-putih di jendela rumah, tradisi yang sudah ada sejak masa perjuangan.
-
Siarkan pidato presiden dan konser musik klasik di televisi nasional.
Bagi orang Finlandia, hari ini bukan sekadar libur, tapi waktu untuk mengenang pengorbanan leluhur mereka.
Pelajaran dari Sejarah Finlandia
Perjalanan kemerdekaan Finlandia mengajarkan bahwa ukuran negara bukan penentu kekuatan. Yang penting adalah persatuan rakyat, identitas yang kuat, dan kemampuan melihat peluang di tengah krisis.
Kini, lebih dari 100 tahun setelah kemerdekaan, Finlandia menjadi salah satu negara dengan:
-
Pendidikan terbaik di dunia.
-
Kualitas hidup tinggi.
-
Indeks korupsi yang sangat rendah.
-
Sistem sosial yang adil dan inklusif.
Kalau mau mengenal lebih dalam sejarah Finlandia, kamu bisa mengunjungi laman resmi Visit Finland – History & Culture dan kalau mau baca artikel yang membahas seputar negara Finlandia kamu juga bisa baca-baca artikel Finest Future Indonesia.